Senin, 20 April 2015

AYAT & DO’A YANG DIBACA DALAM MERUQYAH

     Dari Ayat-Ayat Al Qur'an


Secara umum, ayat-ayat Al Qur’an seluruhnya bisa digunakan untuk meruqyah, dan tidak dikecualikan darinya satu ayat pun. Hanya saja, beberapa ayat memang memiliki pengaruh dan efek lebih kuat dari ayat lainnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits-haditsnya, diantaranya :

1.        Al-Mu’awwidzaat (Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas
Sebagaimana hadits dari Aisyah -radhiallahu‘anha- berkata : “Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah peniup untuk dirinya dalam keadaan sakit menjelang wafatnya dengan bacaan Al Mu’awwidzat, (surat Al Ikhlash dan Al Mu’awwidzatain: Al-Falaq dan An-Naas). Maka ketika beliau kritis, akulah yang meniupkan bacaan itu dan aku usapkan kedua tangannya ke tubuhnya karena keberkahan tangannya.” (H.R Al Bukhari (5/2165 no. 5403).

Selanjutnya hadits dari ‘Uqbah bin Amir r.a menceritakan, “Ketika kami sedang berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  antara Juhfah dan Abwa, tiba-tiba kami diterpa angin kencang dan diliputi gelap gulita. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta perlindungan kepada Allah SWT dengan membaca Qul ‘audzu birabbil falaq dan Qul ‘audzu birabbin naas, dan beliau bersabda padaku, “Hai ‘Uqbah mintalah perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan membaca dua surat ini, karena tidak ada do’a yang dibaca oleh seorang yang menginginkan perlindungan dengan menandingi kedua surat ini”….(HR. Abu Daud no. 1463).

Abu Sa’id -radhiallahu ‘anhu-, ia berkata: “Dahulu Rasulullah memohon perlindungan dari jin dan mata jahat manusia sampai turun mu’awwidzatain, ketika dua surat ini turun Beliau memohon perlindungan dengannya dan meninggalkan yang selain keduanya” (H.R At Tirmidzi 4/395 no.2058-Shahih Al Jami’ no.4902).

Berkenaan dengan hadits di atas, Imam Ibnu Hajar -rahimahullahu- menjelaskan : ”Hadits ini tidak menunjukkan adanya larangan memohon perlindungan dengan membaca selian kedua surat ini, akan tetapi hadits ini menunjukkan keutamaan kedua surat ini, disamping itu dalil-dalil lain juga menetapkan ta’awwudz (meminta perlindungan) dengan selain keduanya. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencukupkan dengan kedua surat ini karena keduanya mengandung permohonan perlindungan yang menyeluruh dari segala perkara yang tidak disukai, secara global maupun detail” (Fathul Bari-10/195).

2.        Surat Al- Fatihah
Abu Sa’id Al Khudri -radhiallahu ‘anhu-, berkata, “Bahwa sekelompok sahabat Nabi pernah mengunjungi salah satu perkampungan Arab, tuan rumah daerah itu tidak mau menjamu mereka. Dalam keadaan demikian, tiba-tiba pemimpin kaum itu disengat binatang berbisa. Kaum itu berkata kepada mereka:”Apakah kalian mempunyai obat atau seorang yang bias meruqyah? Mereka menjawab:”Sesungguhnya kalian tidak mau menjamu kami. Kami tidak akan membantu kalian sampai kalian memberi kami upah”. Maka mereka pun memberikan beberapa ekor kambing. Salah seorang sahabat kemudian membaca surat Al Fatihah dan mengumpulkan air ludahnya kemudian meludahi (pemimpin yang tersengat tadi). Ia pun sembuh. Merekapun memberikan kambing. Lalu para sahabat berkata,”Kita tidak akan mengambilnya sampai kita bertanya dahulu kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”. Mereka bertanya kepada Nabi tentangnya. Beliaupun tertawa dan bertanya:”Apa yang membuatmu tahu bahwa (Al Fatihah) adalah ruqyah? Ambillah kambing itu dan berikanlah aku sebagiannya”. (H.R Al Bukhari-5/2166 no.5404).

3.        Surat Al-Kafirun
Berdasarkan hadits dari Ali, ia berkata:”Seekor kalajengking pernah menyengat Nabi, sedangkan saat itu Beliau sedang shalat. Ketika Beliau selesai dari shalat, Beliau bersabda: “Semoga Allah melaknat kalajengking, ia tidak membiarkan orang yang shalat maupun selainnya”. Kemudian Beliau minta dibawakan air dan garam, seraya mengusapkan (di atas lukanya) dan Beliau membaca surat Al Kafirun, surat Al Falaq dan surat An Nas. (Al Mu’jam Ash Shaghir (2/87 no.830). Dan dishahihkan oleh Al-Albani.

4.        Ayat-ayat lain
Ubay ibn Ka’ab berkata: Ketika aku berada di dekat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datanglah seorang Arab Badui menemui beliau seraya berkata: “Wahai nabi Allah! Sesungguhnya saudaraku sedang sakit. ”Apa sakitnya” balas Beliau. Ia menjawab, ”sejenis penyakit gila.” Bersabda  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lagi, ”Bawa saudaramu itu kesini!”Maka orang itu pun membawakan saudaranya itu kehadapan beliau. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta perlindungan kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surah Al-Fatihah, empat ayat pertama dari surah Al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, (yaitu ayat yang ke-163 dan ke-164, ayat Kursi), dan tiga ayat yang terakhir dari surat Al-Baqarah. Ayat yang ke-18 surah Ali Imram, ayat yang ke-54 surah al-A’raf, ayat yang ke-116 surah al-Mu’minun, ayat yang ketiga dari surah al-Jin, sepuluh ayat pertama surah ash-Shaffat, tiga ayat terakhir dari surah al-Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu‟awwidzatain (surah Al-Falaq dan An-Naas). ‘Ubay menambahkan, ”Andaikata Rasulullah SAW tidak mengajarkan hal itu kepada kita, niscaya binasalah kita. Maka, segala puji bagi Allah….  (HR. Imam Ibnu Majah 2/1175, Penjelasan dari Kitab Kanzul Umal Jilid 1).


 Dari Do’a-do’a dan Zikir-zikir Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

1.        Do’a Perlindungan dan Pertolongan
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhlukNya (H.R Muslim (4/2080 no. 2708- 2709).
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْكُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ  وَ مِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap syetan dan binatang berbisa serta dari setiap mata yang jahat”. (H.R Al Bukhari (3/1233 no. 3191).

اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ
Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan dan siksaNya dari kejahatan-kejahatan hambaNya, dari godaan syaetan dan dari kejahatan mereka terhadapku.” (An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra (6/190 no. 10601).

اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لاَتُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَبَرَأَ وَذَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَايَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَاذَرَأَ فِى الْأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ اِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَارَحْمَانُ
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah sempurna yang tidak akan dilampaui oleh siapapun yang baik ataupun yang jahat, dari kejahatan makhluk-Nya yang Dia ciptakan, dibuat, dan Dia jadikan, dan dari kejahatan yang turun dari langit ataupun yang naik ke sana, dan dari kejahatan yang keluar dari bumi ataupun yang turun ke sana, dan dari kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan setiap pendatang yang tiba, kecuali pendatang yang tiba dengan membawa kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang”.(Musnad Ahmad II/419-Majma Jawaid X/127).

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَايَضُرُّ مَعَ اسْمِه شَيْئٌ فِى الْأَ رْضِ وَلَا فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ
Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada yang mampu mendatangkan sesuatu mudharat apapun dilangit atau di bumi, dan Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(HR.Abu Daud).

بِسْمِ اللهِ (۳/٧x) أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَ قُدْ رَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ
وَأُحَاذِ رُ 
Dengan nama Allah –tiga kali- dan tujuh kali-aku berlindung kepada Allah dan Kuasa-Nya dari kejahatan yang aku dapatkan dan aku waspadai. (HR. Muslim 2202, Riyadhussalihin hal.436 Insan Kamil).

2.        Do’a untuk Syifa’ (untuk penyakit fisik, psikis, gangguan jin dan sihir)

أَسْأَلُ اللهَ اْلعَظِيْمَ رَبَّ اْلعَرْ شِ اْلعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
 “Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Pemilik  singgasana yang agung, semoga  Dia menyembuhkanmu”. At Tirmidzi di dalam Jami’nya (4/410 no. 2083).

اَللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ اْلبَأْسَ ، اِشْفِ وَ أَنْتَ الشَّا فِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّشِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُسَقَمًا 
Ya Allah pemelihara manusia hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan tanpa meninggalkan rasa sakit.” (HR.Bukhari 5.743 dan Muslim 2.191 Riyadhussalihin hal.436 Insan Kamil).

بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلَّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اَللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
 “Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari kejahatan segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki, mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu, dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu”. (H.R Muslim (4/1718 no. 2186).
بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ عَيْنٍ

Dengan menyebut nama Allah, Dia membebaskanmu dan dari setiap penyakit Dia menyembuhkanmu dari kejahatan orang yang dengki ketika ia dengki dan dari kejahatan ‘ain (pandangan mata yang berbahaya). (H.R Muslim (4/1718 no. 2185).

0 komentar:

Posting Komentar