Dari Ayat-Ayat Al Qur'an
Secara umum, ayat-ayat Al Qur’an seluruhnya
bisa digunakan untuk meruqyah, dan tidak dikecualikan darinya satu ayat
pun. Hanya saja, beberapa ayat memang memiliki pengaruh dan efek lebih kuat
dari ayat lainnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam dalam hadits-haditsnya, diantaranya :
1.
Al-Mu’awwidzaat
(Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas
Sebagaimana hadits dari Aisyah -radhiallahu‘anha-
berkata : “Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah peniup
untuk dirinya dalam keadaan sakit menjelang wafatnya dengan bacaan Al
Mu’awwidzat, (surat Al Ikhlash dan Al Mu’awwidzatain: Al-Falaq dan An-Naas).
Maka ketika beliau kritis, akulah yang meniupkan bacaan itu dan aku usapkan
kedua tangannya ke tubuhnya karena keberkahan tangannya.” (H.R Al Bukhari (5/2165 no. 5403).
Selanjutnya hadits dari ‘Uqbah bin Amir r.a
menceritakan, “Ketika kami sedang berjalan bersama Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam antara
Juhfah dan Abwa, tiba-tiba kami diterpa angin kencang dan diliputi gelap
gulita. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta
perlindungan kepada Allah SWT dengan membaca Qul ‘audzu birabbil falaq dan
Qul ‘audzu birabbin naas, dan beliau bersabda padaku, “Hai ‘Uqbah
mintalah perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan membaca dua surat
ini, karena tidak ada do’a yang dibaca oleh seorang yang menginginkan
perlindungan dengan menandingi kedua surat ini”….(HR. Abu Daud no. 1463).
Abu Sa’id -radhiallahu ‘anhu-, ia
berkata: “Dahulu Rasulullah memohon perlindungan dari jin dan mata jahat
manusia sampai turun mu’awwidzatain, ketika dua surat ini turun Beliau memohon
perlindungan dengannya dan meninggalkan yang selain keduanya” (H.R At
Tirmidzi 4/395 no.2058-Shahih Al Jami’ no.4902).
Berkenaan dengan hadits di atas, Imam Ibnu
Hajar -rahimahullahu- menjelaskan : ”Hadits ini tidak menunjukkan adanya
larangan memohon perlindungan dengan membaca selian kedua surat ini, akan
tetapi hadits ini menunjukkan keutamaan kedua surat ini, disamping itu dalil-dalil
lain juga menetapkan ta’awwudz (meminta perlindungan) dengan selain
keduanya. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencukupkan dengan kedua
surat ini karena keduanya mengandung permohonan perlindungan yang menyeluruh
dari segala perkara yang tidak disukai, secara global maupun detail” (Fathul
Bari-10/195).
2.
Surat Al-
Fatihah
Abu Sa’id Al Khudri -radhiallahu ‘anhu-,
berkata, “Bahwa sekelompok sahabat Nabi pernah mengunjungi salah satu
perkampungan Arab, tuan rumah daerah itu tidak mau menjamu mereka. Dalam
keadaan demikian, tiba-tiba pemimpin kaum itu disengat binatang berbisa. Kaum
itu berkata kepada mereka:”Apakah kalian mempunyai obat atau seorang yang bias
meruqyah? Mereka menjawab:”Sesungguhnya kalian tidak mau menjamu kami. Kami
tidak akan membantu kalian sampai kalian memberi kami upah”. Maka mereka pun
memberikan beberapa ekor kambing. Salah seorang sahabat kemudian membaca surat
Al Fatihah dan mengumpulkan air ludahnya kemudian meludahi (pemimpin yang
tersengat tadi). Ia pun sembuh. Merekapun memberikan kambing. Lalu para sahabat
berkata,”Kita tidak akan mengambilnya sampai kita bertanya dahulu kepada Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”. Mereka bertanya kepada Nabi tentangnya.
Beliaupun tertawa dan bertanya:”Apa yang membuatmu tahu bahwa (Al
Fatihah) adalah ruqyah? Ambillah kambing itu dan berikanlah aku sebagiannya”. (H.R
Al Bukhari-5/2166 no.5404).
3.
Surat Al-Kafirun
Berdasarkan hadits dari Ali, ia berkata:”Seekor
kalajengking pernah menyengat Nabi, sedangkan saat itu Beliau sedang shalat.
Ketika Beliau selesai dari shalat, Beliau bersabda: “Semoga Allah melaknat
kalajengking, ia tidak membiarkan orang yang shalat maupun selainnya”.
Kemudian Beliau minta dibawakan air dan garam, seraya mengusapkan (di
atas lukanya) dan Beliau membaca surat Al Kafirun, surat Al Falaq
dan surat An Nas. (Al Mu’jam Ash Shaghir (2/87 no.830). Dan dishahihkan
oleh Al-Albani.
4.
Ayat-ayat
lain
Ubay ibn Ka’ab berkata: Ketika aku berada di
dekat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datanglah seorang Arab Badui menemui beliau
seraya berkata: “Wahai nabi Allah! Sesungguhnya saudaraku sedang sakit. ”Apa
sakitnya” balas Beliau. Ia menjawab, ”sejenis penyakit gila.” Bersabda Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam lagi, ”Bawa
saudaramu itu kesini!”Maka orang itu pun membawakan saudaranya itu
kehadapan beliau. Maka Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam meminta
perlindungan kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surah
Al-Fatihah, empat ayat pertama dari surah Al-Baqarah, dua ayat pertengahan
darinya, (yaitu ayat yang ke-163 dan ke-164, ayat Kursi), dan tiga ayat yang
terakhir dari surat Al-Baqarah. Ayat yang ke-18 surah Ali Imram, ayat yang
ke-54 surah al-A’raf, ayat yang ke-116 surah al-Mu’minun, ayat yang ketiga dari
surah al-Jin, sepuluh ayat pertama surah ash-Shaffat, tiga ayat terakhir dari
surah al-Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu‟awwidzatain (surah Al-Falaq dan
An-Naas). ‘Ubay menambahkan, ”Andaikata Rasulullah SAW tidak mengajarkan
hal itu kepada kita, niscaya binasalah kita. Maka, segala puji bagi Allah…. (HR. Imam Ibnu Majah 2/1175, Penjelasan dari
Kitab Kanzul Umal Jilid 1).
Dari Do’a-do’a dan Zikir-zikir Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
1.
Do’a Perlindungan dan Pertolongan
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna
dari kejahatan makhlukNya (H.R Muslim (4/2080 no. 2708- 2709).
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّامَّاتِ مِنْكُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَ مِنْ
كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna
dari setiap syetan dan binatang berbisa serta dari setiap mata yang jahat”. (H.R Al Bukhari (3/1233 no. 3191).
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ
الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ
“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna
dari kemurkaan dan siksaNya dari kejahatan-kejahatan hambaNya, dari godaan
syaetan dan dari kejahatan mereka terhadapku.” (An Nasa’i dalam As
Sunan Al Kubra (6/190 no. 10601).
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لاَتُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا
خَلَقَ وَبَرَأَ وَذَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَايَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمِنْ شَرِّ
مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَاذَرَأَ فِى الْأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا
يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ
طَارِقٍ اِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَارَحْمَانُ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat
Allah sempurna yang tidak akan dilampaui oleh siapapun yang baik ataupun yang
jahat, dari kejahatan makhluk-Nya yang Dia ciptakan, dibuat, dan Dia jadikan,
dan dari kejahatan yang turun dari langit ataupun yang naik ke sana, dan dari
kejahatan yang keluar dari bumi ataupun yang turun ke sana, dan dari kejahatan
fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan setiap pendatang yang tiba, kecuali
pendatang yang tiba dengan membawa kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang”.(Musnad
Ahmad II/419-Majma Jawaid X/127).
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ
لَايَضُرُّ مَعَ اسْمِه شَيْئٌ فِى الْأَ رْضِ وَلَا فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمِ
“Dengan nama Allah, yang dengan nama-Nya
tidak ada yang mampu mendatangkan sesuatu mudharat apapun dilangit atau di
bumi, dan Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(HR.Abu
Daud).
بِسْمِ اللهِ (۳/٧x) أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَ قُدْ رَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا
أَجِدُ
وَأُحَاذِ رُ
“Dengan nama Allah
–tiga kali- dan tujuh kali-aku berlindung kepada Allah dan Kuasa-Nya dari
kejahatan yang aku dapatkan dan aku waspadai. (HR. Muslim 2202,
Riyadhussalihin hal.436 Insan Kamil).
2.
Do’a
untuk Syifa’ (untuk penyakit fisik, psikis, gangguan jin dan sihir)
أَسْأَلُ اللهَ اْلعَظِيْمَ رَبَّ اْلعَرْ شِ اْلعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung,
Pemilik singgasana yang agung,
semoga Dia menyembuhkanmu”. At Tirmidzi di
dalam Jami’nya (4/410 no. 2083).
اَللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ
أَذْهِبِ اْلبَأْسَ ، اِشْفِ وَ أَنْتَ الشَّا فِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّشِفَاؤُكَ شِفَاءً
لاَ يُغَادِرُسَقَمًا
“Ya Allah pemelihara manusia hilangkanlah penyakit ini,
sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali
kesembuhan dari-Mu, kesembuhan tanpa meninggalkan rasa sakit.” (HR.Bukhari
5.743 dan Muslim 2.191 Riyadhussalihin hal.436 Insan Kamil).
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ
شَيْئٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلَّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اَللهُ
يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
“Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari
kejahatan segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau
mata orang yang dengki, mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu, dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu”. (H.R Muslim (4/1718 no. 2186).
بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ
اِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ عَيْنٍ
“Dengan menyebut nama Allah, Dia membebaskanmu dan
dari setiap penyakit Dia menyembuhkanmu dari kejahatan orang yang dengki ketika
ia dengki dan dari kejahatan ‘ain (pandangan mata yang berbahaya). (H.R Muslim (4/1718 no. 2185).
0 komentar:
Posting Komentar